Akhir-akhir ini sering mendengar curahan dari beberapa teman
yang menaruh harapan pada seseorang. Iya, saya pernah berada di posisi itu. Ber
ha rap.
Bahkan sampai detik ini. Bukan hanya harapan pada seseorang, tapi juga
banyak harapan yang lain.
Manusia itu sulit mengendalikan diri.
Sulit mengontrol banyak keinginannya.
Sulit mengontrol banyak keinginannya.
Ketika secuil harapan terwujud, muncul lagi harapan yang
lain.
Manusia tidak akan pernah puas.
Seringkali saat kita menaiki tangga harapan hingga terlalu
tinggi, saat itu juga kita sama sekali tidak punya persiapan apabila suatu saat
kita tergelincir dan terjatuh. Atau, setelah kita tiba di puncak harapan,
ternyata kita belum siap menerima kenyataan bahwa di atas sana kita tidak
menemukan apa-apa. K O S O N G.
Kita lupa untuk bercermin, berpikir apakah usaha yang kita
lakukan sudah cukup baik dan benar? Apakah harapan itu pantas untuk
diperjuangkan? Sebaliknya, apakah kita memang pantas untuk mendapatkannya?
Bukan berarti pesimis atau berpikiran negatif.
Berprasangka baik itu perlu. Dan berprasangka baik bukan
berarti terlalu percaya diri.
Tapi berprasangka baiklah saat harapan itu ternyata tidak mungkin kita gapai.
Mungkin, Tuhan sedang mempersiapkan untuk mewujudkan harapan lain yang jauh lebih baik dan akan diberikan untuk kita di waktu yang tepat.
Tapi berprasangka baiklah saat harapan itu ternyata tidak mungkin kita gapai.
Mungkin, Tuhan sedang mempersiapkan untuk mewujudkan harapan lain yang jauh lebih baik dan akan diberikan untuk kita di waktu yang tepat.
Iya... Terkadang, tanpa disadari kita terlalu banyak menimbun harapan,
yang berarti kita juga akan menimbun rasa kecewa.